Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk terartur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami atau hasil dari proses geologi. Mineral dapat dijumpai dimana-mana dan dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
Berikut ini adalah beberapa definisi mineral oleh para ahli:
A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas-batas tertentu atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunayai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
SIFAT FISIK MINERAL
1. Kilap (Luster)
Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah.
2. Warna
Warna mineral adalah warna yang kita lihat bilamana mineral tersebut terkena sinar dan yang terlihat di permukaan yang bersih dan sinar yang cukup. Warna ini penting untuk membedakan antara warna yang disebabkan oleh campuran atau pengotoran dan warna asli elemen - elemen utama pada mineral tersebut. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak berwarna atau memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah). Warna sangat bervariasi, umumnya karena perbedaan komposisi kimia atau pengotoran pada mineral.
3. Kekerasan (Hardness)
Salah satu kegunaan dalam deskripsi mineral adalah dengan mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
4. Bidang Belah (Cleavage)
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang yang kurang baik atau dapat diartikan lemah yang dimiliki oleh suatu mineral.
5. Berat Jenis (Spesific Gravity)
Perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
6. Bentuk Kristal (Crystal Form)
Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan struktur dalam dari mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang membentuk permukaan luar kristal. Sifat simetri kristal adalah hubungan geometri antara sisi-sisinya, yang merupakan karakteristik dari tiap mineral. Satu mineral yang sama selalu menunjukkan hubungan menyudut dari sisi-sisi kristal yang disebut sebagai sudut antar sisi (constancy of interfacial angels), yang merupakan dasar dari sifat simetri. Bentuk kristal ditentukan berdasarkan sifat-sifat simetrinya yaitu, bidang simetri dan sumbu simetri.
Mineral ada yang berbentuk kristal mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh sistem kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut Mineral Kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangunan yang khas disebut Amorf (tidak berbentuk kristal) atau tidak berbentuk.
8 Golongan mineral
Berdasarkan sifat-sifat kimianya, mineral menurut BERZELIUS, dapat digolongkan menjadi 8 yaitu :
1.Native Element, contohnya emas, perak, tembaga dan intan.
2.Sulfida, contohnya galena, pirit.
3.Oksida dan Hidroksida, contohnya korondum.
4. Halida, contohnya Halite.
5. Karbonat, Nitrat, Borat, Lodat, contohnya kalsit.
6. Sulfat, Khromat, Molibdenat, dan Tungstat, contohnya barit.
7. Fosfat, Arenat dan Vanadat, contohnya apatit.
8. Silikat, contohnya kuarsa, feldspar, piroksen.
Native Element (Unsur Murni)
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri dari dua bagian umum.
Metal and element inter-metal (logam). Contohnya emas, perak, dan tembaga.
Semimetal dan nonmetal (bukan logam). Contohnya antimony, bismuth, graphite dan sulfur.
Sistem kristal pada native element dapat dibahgi menjadi tiga berdasarkan sifat mineral itu sendiri. Bila logam, seperti emas, perak dan tembaga, maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semilogam, seperti arsenic dan bismuth, maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Dan jika unsur mineral tersebut non-logam, sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.
Contoh dan persebaran golongan elemen native.
EMAS – Au
Sistem kristal : Isometrik
Belahan : Tidak ada
Kekerasan : 2,5 – 3
BD : 19,3
Kilap : Logam
Warna : Kuning
Gores : Kuning
Optik : Opak, isotrop
Terdapatnya : Terutama di dalam urat-urat hidrotermal, umumnya
berasosiasi dengan mineral sulfida dan didalam endapan-endapan letakan (placer).
Persebarannya: Penambangan emas terdapat di daerah Nangroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Riau (Logos), Bengkulu (Rejang Lebong), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Kalimantan Barat (Sambas), Jawa Barat (Cikotok, Pongkor), dan Freeport (Timika, Papua).
Mineral Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.
Contoh dan persebaran golongan sulfida.
Pirit – FeS2
Sistem kristal : Isometrik
Belahan : Tidak ada
Kekerasan : 6 – 6,5
BD : 5,01
Kilap : Logam
Warna : Kuning terang muda
Gores : Hitam kehijauan
Optik : Opak, krem muda – kuning, isotop
Terdapatnya : Sebagai mineral sulfida yang terbanyak dan terluas di dalam batuan hampir semua umur. Ia ditemukan dalam urat-urat endapan temperatur rendah sampai temperatur tinggi. Di dalam batuan beku dan pegmatit, juga di dalam batuan metamorfosa dan sedimen.
Persebarannya: Di daerah Tasikmalaya.
Mineral Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil hidroksida (OH atau H).
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam.
Contoh dan persebaran golongan Oksida dan Hidroksida.
Korundum – Al2O3
Sistem kristal : Trigonal
Belahan : Tidak ada
Kekerasan : 9
BD : 4
Kilap : Intan sampai kaca
Warna : Bervariasi, abu-abu, merah muda, kuning, hijau.
Gores : Hitam kehijauan
Optik : so 2-,if
Terdapatnya : Sebagai mineral pengiring di dalam syenit nefelin. Di dalam pegmatit feldspar dan di dalam kotak metamorfosa batuan serpih dan bauksit. Proses metamorfosa di dalam daerah batu gamping, juga di dalam endapan letakan.
Persebarannya: Hampir diseluruh wilayah Indonesia.
Mineral Halida
Halida terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.
Contoh dan persebaran golongan Halida.
Halit – NaCl
Sistem kristal : Isometrik
Belahan : Sempurna {001}
Kekerasan : 2,5
BD : 2,16
Kilap : Kaca
Warna : Bening, kekuningan, kemerahan, biru sampai keunguan.
Gores : Bening sampai putih.
Terdapatnya : Dalam sedimentasi yang tebal berubah bentuk oleh evaporit dari air laut yang tertutup lagun-lagun. Karakteristik mineral-mineral asosiasinya adalah dolomit basal, anhidrit, gypsum, poli halit.
Persebarannya: Hampir diseluruh wilayah Indonesia.
Mineral Carbonat (CO3)
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3).
Contoh dan persebaran golongan Karbonat, Nitrat, Borat, Lodat.
Kalsit – CaCO3
Sistem kristal : Heksagonal
Belahan : Sempurna {1011}
Kekerasan : 3
BD : 2,71
Kilap : Kaca
Warna : Bening atau putih
Gores : Putih
Optik : so -, ω = 1,568, ε= 1,486
Terdapatnya : Sebagian besar terbentuk di laut, sebagai nodul dalam batuan sedimen.Urat-urat hidroternal sebagai mineral gang, di dalam berbagai batuan beku.
Persebarannya: sepanjang pantai barat Sumatera, Jawa bagian selatan dan utara (sebagian kecil). Bentuk endapan dapat datar, bukit atau berupa lensa. Cadangan yang diketahui merupakan klasifikasi cadangan tereka di daerah Indarung (10,1 juta ton), Sumatera Barat (10 juta ton) dan Begelan di Kabupaten Purwokerto (0,1 Juta ton).
Mineral Sulfat (SO4)
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.
Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.
Contoh dan persebaran golongan Sulfat, Khromat, Molibdenat, dan Tungstat.
Barit – BaSO4
Sistem kristal : Orthorombik
Belahan : Sempurna {001}
Kekerasan : 3-3,5
BD : 4,50
Kilap : Kaca
Warna : Putih atau bening
Gores : Putih
Optik : so +, α = 1,636, β= 1,639, γ= 1,648
Terdapatnya : Barit adalah mineral yang umum dan penyebarannya luas. Ia selalu terjadi sebagai mineral gang dalam urat-urat hidrotermal, berasosiasi dengan bijih perak, tembaga, mangan dan antimon. Ia juga ditemukan dalam urat-urat batu gamping dengan kalsit. Juga dalam batu pasir dan bijih tembaga.
Persebarannya: Lembata, Maluku Tenggara Barat, Buyasuri.
Mineral Fosfat
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit. Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros).
Contoh dan persebaran golongan Fosfat, Arenat dan Vanadat.
Apatit – Ca5 ( F, Cl, OH ) (PO4)3
Sistem kristal : Heksagonal
Belahan : Tidak baik {0001}
Kekerasan : 5
BD : 3,15-3,20
Kilap : Kaca sampai sub damar
Warna : Hijau sampai coklat, juga biru, violet dan bening
Optik : so -, ω = 1,633, ε= 1,630
Terdapatnya : Apatit terdapat sebagai mineral pengiring dalam semua kelompok batuan beku. Juga ditemukan pada batuan sedimen dan metamorfosa.
Persebarannya: Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Mineral Silicate (Si, O)
Silikat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
- Quartz (SiO2)
- Feldspar Alkali (KAlSi3O8)
- Feldspar Plagioklas ((Ca,Na)AlSi3O8)
- Mica Muscovit (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2)
- Mica Biotit (K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2)
- Amphibol Horblende ((Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH))
- Piroksin ((Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6)
- Olivin ((Mg,Fe)2SiO4)
Contoh dan persebaran golongan silikat.
Kuarsa – SiO2
Sistem kristal : Heksagonal
Belahan : Tidak ada
Kekerasan : 7
BD : 2,65
Kilap : Kaca
Warna : Bening atau putih
Optik : so +, ω = 1,544, ε= 1,553
Terdapatnya : Kuarsa adalah mineral yang umum dan terjadi dalam perbedaan yang besar dari lingkungan geologi. Banyak terdapat di batuan beku dan batuan metamorfosa dan terutama dalam pegmatit granit. Ia paling umum dalam mineral gang dari urat-urat logam hidrotermal. Juga ditemukan dalam batu pasir terutama batu pasir kuarsa.
Persebarannya: Sumatra utara, Pulau belitung, Kalimantan, Jawa Timur dan beberapa daerah di kawasan Timur.
Daftar Pustaka
Evans, A M. 1997. An Introduction to Economic Geology and Its Environmental Impact. Blackwell Science Ltd, London, USA, and Australia
Posting Komentar