Magma

 Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobile, memiliki suhu ± 900˚-1200˚C atau lebih dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas (Williams, 1962).

  
 



Komposisi kimia magma terdiri dari beberapa senyawa sebagai berikut :
a.                Senyawa bersifat Volatil
Merupakan senyawa yang mudah menguap menjadi gas bila terjadi peningkatan suhu (umumnya pada suhu 100˚C). Senyawa volatil yang ditemukan pada magma berupa fraksi-fraksi gas CH4, CO2, HCl, H2S dan SO2
b.               Senyawa bersifat Non-Volatil
Senyawa ini merupakan senyawa oksida pada magma. Jumlahnya sekitar 99% dari seluruh komposisi magma, sehingga merupakan mayor element, terdiri dari SiO2, Al2O3 dan Fe2O3,
c.               Trace Element
Unsur jejak merupakan unsur lain yang terdapat hanya sedikit dalam magma dan merupakan minor element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S, dan Pb.
Magma primer menurut Dally (1933) bersifat basa namun karena mengalami proses differensiasi sifat magma dapat berubah, sedangkan menurut Busen (1951) magma primer memiliki dua sifat yaitu basa (basalt) dan asam (granit).
Proses Pembentukan Magma

Magma terbentuk akibat adanya proses interaksi lempeng (pembenturan antara dua lempeng litosfer), sehingga terjadi peleburan batuan dan mineral radioaktif yang terkandung didalamnya mengalami peluruhan (desintegration) menjadi susunan yang lebih stabil dan mengeluarkan bahan (tenaga) panas.



Pembentukan magma , sebeneranya merupakan rangkaian proses yang rumit meliputi proses pemisahan (differensiasi), percampuran (asimilasi) dan anateksi (peleburan).

Evolusi magma

Magma dapat berubah (berevolusi) menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses sebagai berikut :

Hibridasi : merupakan proses pencampuran dua magma dengan jenis/sifat yang berbeda.

Sinteksis : merupakan proses asimilasi magma baru dengan batuan samping.

Anateksis : merupakan proses pementukan magma akibat peleburan batuan pada bagian astenosfer/litosfer bagian bawah.

Differensiasi magma


Magma selanjutnya mengalami differensiasi atau proses pemisahan. Differensiasi magma merupakan proses yang mengubah magma dari keadaan awal yang homogen (dalam skala besar) menjadi massa batuan beku dengan komposisi yang bervariasi. Berikut ini adalah proses-proses differensiasi magma :

Fragsinasi :

Proses pemisahan kristal dari larutan magma, diakibatkan karena proses kristalisasi berjalan tidak seimbang akibat perubahan tekanan atau temperatur secara tiba-tiba.

Crystal Settling/Gravitational Settling :

Proses pengendapan kristal akibat gaya gravitasi. Kristal-kristal yang berat (Ca, Mg dan Fe) terendapkan pada bagian bawah, sedangkan kristal/mineral silikat akan terendapkan pada bagian atas.

Liquid Immisibility :

Merupakan proses dimana larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan terpecah dan membeku menjadi bahan yang heterogen.

Crystal Flotation :

Proses pengembangan kristal ringan dari Sodium (Na) dan Potassium (K) memperkaya magma pada bagian atas waduk magma (magma reservoir).

Vesiculation :

Proses dimana magma dengan kadungan CO2, SO2, S2, dan H2O yang naik kepermukaan membentuk gelembung gas dan membawa serta komponen volatil Sodium (Na) dan Potasium (K).

Diffusion :

Proses bercampurnya batuan dinding/batuan samping dengan magma di dalam waduk magma (magma reservoir) secara lateral.






Sumber :
Huang, W.T., (1962), Petrology, Mc. Graw Hill Book Company, New York, San Fransisco, Toronto, London.







Post a Comment

Lebih baru Lebih lama