Hukum Geologi

Hukum geologi digunakan untuk memecahkan kasus geologi di lapangan, sehingga ini merupakan dasar pengetahuan untuk seorang Geologist. Berikut adalah beberapa hukum dasar geologi :

Superposisi (Law Of Superpotition)

It states that in a sequence of undeformed sedimentary rock, the oldest beds are on the bottom and the higher layers are successively younger”. Dapat diartikan bahwa pada perlapisan stratigrafi (batuan sedimen) yang belum mengalami deformasi, strata (perlapisan) yang tertua relatif berada di bagian perlapisan paling bawah. Hukum ini pertama kali diusulkan oleh Nicolas Steno (1669).


Horizontalitas (Principle of original horizontality)

Layers of sediment are originally deposited horizontally under the action of gravity”. Artinya lapisan-lapisan sedimen diendapkan mendekati horisontal dipengaruhi gravitasi dan pada dasarnya sejajar dengan bidang permukaan dimana lapisan sedimen tersebut diendapkan. Jika lapisan memiliki kedudukannya tidak horizontal, maka telah mengalami proses geologi lain setelah pengendapan yaitu deformasi; misalnya gaya tektonik.


Kemenerusan Lateral (Principle of lateral continuity)

Layers of sediment initially extend laterally in all directions; in other words, they are laterally continuous”. Maksudnya adalah batuan sedimen diendapkan menerus secara mendatar dan akan menipis atau menghilang pada batas pengendapannya. Pada kondisi normal (belum mengalami deformasi) hasil suatu pengendapan yakni bidang lapisan, akan menerus dan tidak mungkin terpotong secara tiba-tiba (berubah menjadi batuan lain).


Uniformitarianism

The present is the key to the past”. Geologist mengartikannya dimana kejadian alam (geologi) saat ini merupakan kunci dari kejadian masa lalu. Contohnya adalah peristiwa erupsi gunung api, gempa bumi, pasang surut air laut dan sebagainya. Uniformitarianism dicetuskan oleh ahli geologi asal skotlandia bernama James Hutton pada akhir abad 18, lalu dipublikasikan oleh Charles Lyel dalam Principles of Geology (1930).

Prinsip inilah yang kemudian merupakan konsep dasar dalam mempelajari ilmu geologi modem. Secara ringkas pada prinsip ini dikatakan bahwa proses-proses fizikal, kimia dan biologi yang berlangsung sekarang ini adalah terhasil daripada waktu lampau. Jadi tenaga dan proses‑proses yang terjadi pada bumi pada masa sekarang ini telah terjadi sejak lama sekali, yaitu sejak terbentuknya bumi ini.



Faunal succession

Pada setiap lapisan yang berbeda umur geologinya akan ditemukan fosil yang berbeda pula. Secara sederhana bisa juga dikatakan Fosil yang berada pada lapisan bawah akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya. Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan digantikan (terlindih) dengan fosil yang ada sesudahnya, dengan kenampakan fisik yang berbeda (karena evolusi). Perbedaan fosil ini bisa dijadikan sebagai pembatas satuan formasi dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi. dan bisa untuk mengetahui lingkunan sebelum terfossilkan.




Strata indentified by fossil

Based on the observation that sedimentary rock strata contain fossilized flora and fauna, and these fossils succeed each other verticaly in a specific, reliable order that can be identified over wide horizontal distance”. Maksudnya adalah setiap lapisan batuan sedimen dapat dibedakan stratanya berdasarkan dari fosil – fosil yang terkandung didalamnya.



Cross cutting relationship

The geologic feature which cuts another is the younger of the two features”. Dapat diartikan bahwa dalam suatu kejadian geologi dimana sesuatu yang memotong berumur lebih muda daripada yang dipotong. Contohnya batuan beku yang memotong batuan metamorf atau sesar yang memotong lapisan batuan sedimen. Batuan beku dan sesar tersebut berumur relatif lebih muda daripada batuan metamorf.


Ketidakselarasan (Unconformity)

Ketidakselarasan merupakan suatu konsep dalam prinsip stratigrafi yang membahas hubungan antar lapisan batuan yang tidak lazim (normal). Ketidakselarasan menindikasikan adanya jeda pengendapan karena terdapat proses deformasi. Terdapat 4 konsep ketidakselarasan, yaitu sebagai berikut :

Nonconformity

Hubungan antara 2 batuan, yaituk antara batuan beku/metamorf dan batuan sedimen. Biasanya batuan beku/metamorf berada dibawah atau sebagai basement dan batuan sediment berada diatasnya.



Angular unconformity

Hubungan 2 batuan dengan batas yang berbentuk menyudut. Hal ini disebabkan adanya deformasi berupa pengangkatan atau lipatan, sehingga terbentuk batas yang menyudut.



Disconformity

Hubungan antara 2 batuan sedimen dengan batas berupa bidang erosi yang irreguler (kasar) dan terkadang terdapat pula konglomerat alas sebagai pencirinya.
Paraconformity

Hubungan antara 2 batuan sedimen, dimana terdapat gap waktu yang lama (skala waktu geologi) sehingga batasnya berbentuk pararel. Paraconformity terjadi ketika sedimentasi terjadi pada waktu yang lama tetapi lapisan batuan yang terakhir tidak mengalami erosi. Paraconformity terlihat seperti suatu hubungan yang selaras, namun dapat dibutikan dengan analisis fosil antar batuan sedimen tersebut.



Daftar Pustaka :

Hamblin,W. K. and Christiansen, E. H. (2004). Earth’s Dynamic Systems, Tenth Edition. Prentice Hall, Pearson Education.





Post a Comment

Lebih baru Lebih lama